Autisme bukan halangan untuk terus berkarya dan meraih prestasi.
Kedelapan orang ini berhasil membuktikan bahwa kelainan perkembangan
sistem saraf yang mereka alami sejak lahir atau balita tidak menyurutkan
mimpi mereka.
Setelah membacanya, mungkin kita lebih memahami bahwa autisme bukan
cacat, melainkan orang yang punya keistimewaan. Bakat-bakat super yang
terpendam, menanti diasah.Berikut ini daftarnya.
1. Daniel Tammet
Daniel Tammet adalah sarjana autis yang dapat menyelesaikan perhitungan
matematis paling membingungkan di dunia dan mampu menguasai bahasa asing
dalam hitungan hari. Daniel dapat berbicara dalam sepuluh bahasa yang
berbeda, termasuk Rumania, Gaelik, Welsh, dan Islandia. Kita bisa
menyebutnya sebagai salah satu orang paling genius di bumi saat ini.
"Ketika saya mengalikan angka-angka itu bersamaan. Saya melihat ada dua
gambar. Gambar itu kemudian mulai berubah dan berkembang, dan bentuk
ketiga pun muncul, dan itu jawabannya", kata Danile kepada The Guardian.
Diperkirakan 10% dari populasi orang autis memiliki kemampuan yang
dimiliki oleh Daniel. Menariknya, hingga sekarang, tidak ada ilmuwan
yang bisa menjelaskan mengapa bisa demikian. Kebanyakan dari mereka
bahkan tidak bisa menjelaskan bagaimana mereka bisa melakukannya, tetapi
Daniel bisa.
2. Temple Grandin
Temple Grandin (lahir 29 Agustus 1947) adalah seorang dokter
berkebangsaan Amerika yang menguasai ilmu hewan dan menjadi profesor di
Colorado State University. Dia juga berprofesi sebagai penulis buku
terlaris, aktivis autis, dan konsultan untuk industri peternakan. Temple
pernah menciptakan hug box, sebuah perangkat untuk menenangkan
anak-anak autis. Pada tahun 2010, Temple masuk dalam majalah Time untuk
daftar 100 orang paling berpengaruh di dunia pada kategori Heroes.
3. Matt Savage
Matthew Matt Savage lahir pada tahun 1992. Ia adalah seorang musisi
autisme dari Amerika yang lahir di Sudbury, Massachusetts. Matt
merupakan putra dari Diane dan Lawrence Larry Savage. Ia didiagnosis
dengan gangguan perkembangan pervasif, bentuk lain dari autisme, pada
usia tiga tahun. Pada usia 6 tahun, Matt belajar bermain piano sendiri.
Ia belajar piano klasik selama kurang dari satu tahun sebelum akhirnya
menemukan bahwa jazz adalah fokus utamanya. Matt kini telah merekam tiga
audio CD dan semua hasil disumbangkan untuk penelitian dan dukungan
untuk kaum autisme.
4. Satoshi Tajiri
Satoshi Tajiri adalah seorang desainer video game asal Jepang yang
dikenal sebagai pencipta karakter fenomenal Pokemon. Dia juga dikenal
sebagai pendiri sebuah video game developer bernama Game Freak, Inc.
Pokemon sendiri merupakan waralaba video game paling populer kedua di
dunia, setelah Super Mario Brothers. Ide pokemon muncul setelah dirinya
terinspirasi pada pengalaman masa kecilnya. Semasa kecil, teman-teman
Satoshi sering memanggilnya Dr. Bug karena kegemarannya pada serangga.
Karakter Pokemon adalah wujud dari alter egonya yang menyukai dunia
serangga.
5. Tim Page
Tim Page lahir pada 11 Oktober 1954 di San Diego, California. Dia adalah
penulis, editor, kritikus musik, produser dan profesor. Tim adalah
kritikus musik yang berhasil memenangkan hadiah nobel, editor dan
sekaligus penulis biografi Dawn Powell. Tumbuh dengan sindrom Asperger
yang tidak terdiagnosis, Tim berhasil membuktikan bahwa dirinya kompeten
dalam bidang yang digelutinya. Dia dipilih oleh Opera News sebagai
salah satu dari 25 orang paling berpengaruh di dunia opera. Pada tahun
2009, Tim menerbitkan sebuah buku berjudul, Paralel Play, memoarnya
tentang pengalamannya tumbuh dengan sindrom Asperger.
6. Donna Williams
Donna Leanne Williams atau juga dikenal dengan nama suaminya, Donna
Leanne Samuel, lahir pada Oktober 1963. Dia adalah seorang penulis,
artis, penyanyi dan penulis lagu, penulis skenario dan pematung asal
Australia. Pada tahun 1991, Donna didiagnosis dengan autisme. Dia telah
menulis empat otobiografi, antara lain: Nobody Nowhere: The
Extraordinary Autobiography of an Autistic Girl (1992), Somebody
Somewhere: Breaking Free from the World of Autism (1994), Like Colour to
the Blind: Soul Searching and Soul Finding (1998) dan Everyday Heaven:
Journeys Beyond the Stereotypes of Autism (2004).
7. Dawn Prince-Hughes
Dawn Prince-Hughes atau biasa disapa Dawn Prince, lahir pada 31 Januari
1964 di Carbondale, Illinois. Dia adalah seorang antropolog, ahli
primata, dan etologis yang menerima gelar MA dan PhD di bidang
antropologi interdisipliner dari Universitaet Herisau di Swiss. Dia adalah ketua eksekutif ApeNet, Inc. dan telah menjabat sebagai direktur eksekutif institut untuk Cognitive Archaeological Research.
Dawn juga menulis beberapa buku seperti Songs of the Gorilla Nation:
My Journey Through Autism, Gorillas Among Us: A Primate Ethnographer's
Book of Days, Expecting Teryk: An Exceptional Path to Parenthood, The
Archetype of the Ape-man: The Phenomenological Archaeology of a Relic
Hominid Ancestor, Adam, an editor untuk Aquamarine Blue 5: Personal
Stories of College Students with Autism.
8. John Elder Robinson
Buku terlaris New York Times yang berjudul Look Me in the Eye
diterbitkan pada tahun 2007 oleh Random House. Buku ini mengisahkan
kehidupan John Elder Robinson yang tumbuh sebagai penyandang autisme.
John didiagnosis dengan sindrom Asperger, namun ia telah sangat dikenal
karena bakatnya dalam mekanika dan elektronika. Kemampuan John
membuatnya dengan mudah diterima di perusahaan sound milik Pink Floyd.
Dia sekarang punya bisnis sendiri, yakni mengumpulkan dan memperbaiki
mobil antik Eropa. John menceritakan kisahnya dengan rasa humor dan
sikap yang jujur. Ia pun menggambarkan tentang apa yang membuatnya
berbeda dari orang lain di sekitarnya.
Sumber : http://www.zamrudnews.com/2013/09/inilah-8-tokoh-autisme-penakluk-dunia.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar