10.39
0
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kemarin akhirnya buka suara terkait penyadapan yang dilakukan oleh Australia terhadap dirinya dan beberapa pejabat tinggi Indonesia. Presiden secara resmi telah mengirimkan surat kepada Perdana Menteri Tony Abbott.

"Malam ini juga saya akan mengirimkan surat resmi kepada Perdana Menteri Abbott, untuk meminta penjelasan resmi pemerintah Australia terhadap kejadian penyadapan ini" kata Presiden SBY dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Rabu (20/11) kemarin.

Presiden SBY mengatakan, dirinya betul-betul membutuhkan penjelasan resmi dari Australia, sekaligus sikap dan langkah apa yang akan dilakukan oleh Negeri Kanguru tersebut.

SBY mengaku tidak paham mengapa penyadapan harus terjadi dan dilakukan oleh pemerintah Australia.

"Bagi saya pribadi, bagi Indonesia, penyadapan yang dilakukan Australia sulit dimengerti. Saya sulit untuk memahaminya mengapa itu harus dilakukan," kata SBY.

Presiden SBY untuk sementara menghentikan kerja sama di bidang militer. 

"Saya juga minta dihentikan dulu, latihan-latihan bersama antara tentara Indonesia dan Australia, baik Angkatan Darat, Angkatan Laut, maupun Angkatan Udara, maupun latihan yang sifatnya gabungan," kata SBY .

Namun demikian, orang nomor wahid di Indonesia itu menjelaskan, kalau Australia ingin menjaga hubungan baik dengan Indonesia ke depan. Dia mengaku masih akan menunggu penjelasan resmi dari Australia. Oleh sebab itu, malam ini rencananya SBY akan mengirim surat resmi kepada Perdana Menteri Australia Tony Abbott.

Ada tiga poin sikap Indonesia terhadap Australia, yaitu:

1. Indonesia menunggu penjelasan dan pertanggungjawaban Australia atas kasus penyadapan.

2. Berangkat dari kasus penyadapan itu, maka sejumlah agenda kerja sama akan di-review. Untuk sementara dihentikan dulu kerja sama pertukaran informasi dan pertukaran intelijen. Ikut dihentikan dulu latihan bersama antara tentara Indonesia dan Australia, baik TNI AD, AU, AL maupun latihan yang sifatnya gabungan. Coordinated military operations juga dihentikan sampai semuanya jelas.

3. Indonesia berpendapat dan akan meminta untuk keberlanjutan kerja sama dibutuhkan protokol code of conduct serta guidance principle di segala bidang mulai dari latihan militer, kerja sama menghadapi people smuggling, pertukaran intelijen dan informasi. Code of conduct ini bersifat mengikat dan jelas.

Tiga poin tuntutan Indonesia ini rupanya membuat Australia ketar ketir. Tak lama setelah SBYjumpa pers, Perdana Menteri Australia Tony Abbott langsung berkomentar. Dia akan segera merespons setelah menerima surat dari SBY.

Stasiun televisi ABC News melaporkan, Rabu (20/11) kemarin melaporkan, Indonesia menjadi sangat serius dalam menanggapi kasus penyadapan awalnya dibongkar oleh harian Inggris the Guardian dari bocoran dokumen rahasia Badan Intelijen Nasional Amerika Serikat (NSA) Edward Snowden. SBY bahkan memerintahkan Menteri Agama Suryadharma Ali membatalkan seminarnya di Universitas Deakin dan ini pembatalan pertama tingkat menteri setelah SBYmenegaskan meninjau kerjasama dengan Australia.

Segera setelah SBY melakukan keterangan pers, Perdana Menteri Tony Abbott segera memberikan keterangan langsung di depan anggota parlemen Australia dia sangat menyesal sebab hal ini menjadikan hubungan kedua negara terguncang. "Kami juga menyesal membuat Indonesia malu sebab dokumen rahasia dari Guardian disebarkan ini," ujar Abbott.

Abbott kembali menegaskan dia berkomitmen membangun hubungan kembali erat demi kepentingan kedua negara dan segera menuliskan surat pada SBY. Keterangan ini sangat singkat di depan parlemen. Sebelumnya Abbott menolak meminta maaf dan mengatakan penyadapan itu hal wajar dilakukan demi melindungi kepentingan Australia. Namun reaksi keras dari Indonesia membuat dia berpikir ulang atas sikap ini.



Sumber : http://www.merdeka.com/peristiwa/ketegasan-sby-bikin-australia-waswas.html

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.