source: http://kazyyyaka.deviantart.com |
Gyaru pertama kali dikenal pada tahun 1980-an. Gadis di kota-kota pada masa itu dipengaruhi oleh paham materialisme pada puncak pertumbuhan ekonomi Jepang. Mereka menyadari bahwa penampilan dapat dipakai untuk memperoleh materi yang mereka ingini. Sebagian di antara mereka tampil sebagai gadis kekanak-kanakan dan kurang dapat bergaul dengan teman-teman perempuan sebaya, tapi laki-laki ternyata tetap menyukai mereka.
Gyaru tahun 1980-an
dapat dikenali dari kulit mereka yang berwarna coklat gelap hasil tanning salon.
Tren kulit berwarna gelap awalnya berasal dari Los Angeles yang identik dengan
budaya pantai dan berselancar. Model busana gadis peselancar Los Angeles banyak
memperlihatkan bagian tubuh yang terbuka.
Secara garis
besar, gyaru dibagi dua, gyaru
putih (shiro gyaru) dan gyaru hitam (kuro gyaru). Shiro gyaru
menghargai dirinya sebagai gadis biasa. Mereka masih memikirkan masa depan, dan
terpengaruh ‘demam
kulit putih indah’ yang
dipopulerkan perusahaan kosmetika Sonoko.
Shiro gyaru membiarkan kulit mereka
berwarna putih alami.
Gyaru hitam adalah keturunan dari kogyaru (anak sekolah
menengah atas). Ciri khas
busana kogyaru adalah rok mini, kaus kaki panjang dan longgar loose socks, dan rias wajah ganguro (gan gan kuroi=wajah hitam; sangat hitam). Rias wajah
ganguro didapat dari alas bedak berwarna gelap atau kulit wajah yang sudah
gelap setelah pergi ke tanning salon.
Busana gyaru putih mengikuti pakaian
yang dikenakan artis-artis Los Angeles.
Setelah usia mereka makin meningkat, mereka berubah secara alami menjadi tipe gadis dewasa onee-kei. Majalah yang dibaca gadis muda juga berubah
sejalan dengan bertambahnya usia. Pembaca Popteen, misalnya, merupakan gyaru berusia belasan tahun. Setelah menjadi onee-kei, maka majalah yang dibaca adalah CanCam.
Di antara onee-kei atau shiro gyaru
yang beranjak dewasa, sebagian mengikuti majalah mode pakaian selebriti dari
Los Angeles, sementara sebagian lagi mengikuti mode majalah busana tren hime-kei, yang dipopulerkan oleh model yang
bekerja sebagai kyabakura-jou (=gadis kyabakura). Dari pembaca majalah busana
hime-kei bermunculan gadis koakuma-ageha (disingkat age-jou).
Gadis onee-kei adalah gadis yang beranjak dari tipe gyaru menjadi dewasa,
dan busana yang dikenakan mereka mulai terlihat seperti busana gadis dewasa.
Gadis tipe onee-kei memakai
merek-merek busana produk Shibuya 109.
Di antara gadis onee-kei, masih ada onee-kei dengan model busana gadis kaya
yang kawaii.
Sementara itu, populasi gyaru hitam (kurogyaru) dari tahun ke tahun semakin
berkurang. Sebagian dari mereka berubah menciptakan mode gyaru hitam baru yang
disebut yamamba. Kata yamamba berasal dari kata yamauba (=nenek gunung). Gadis yamamba
berambut putih dan berkulit gelap, dinamakan yamamba karena penampilan mereka mirip nenek yang dibuang ke
gunung. Dari gadis-gadis yamamba
muncul tren baru gyaru hitam yang disebut afurikanba,
marimba, serenba (=selebriti
hitam), dan karamba (=hitam seperti gagak). ***
0 komentar:
Posting Komentar