15.28
0



Spoilerfor Buka:


Budaya dan seni lokal semakin dikenal masyarakat Jepang melalui sejumlah acara dan festival yang turut dimeriahkan wakil-wakil Indonesia, bahkan mendapat tanggapan positif.

Tidak sedikit seniman dan wakil Indonesia bertandang ke negeri Sakura untuk memperkenalkan kebudayaan serta kreatifitas mereka, sekaligus meninggalkan kesan positif yang nantinya menjadi benang merah guna mempererat hubungan Indonesia dan Jepang melalui seni budaya, mulai dari musik, tarian, film, bahkan seni hiburan.

Oktober silam, sejumlah karya seniman Indonesia ditampilkan dalam festival dan acara Internasional di Jepang, yang tidak hanya dihadiri masayarakat lokal, namun juga mancanegara, seperti Tokyo International Film Festival (TIFF), World Police Concert, dan Worldwide Eisa Festival di Okinawa.


Tokyo International Film Festival (TIFF)
Spoilerfor buka:



Spoilerfor buka:




Riri Riza Saat mengikuti Tokyo International Film Festival (TIFF)
Spoilerfor buka:



Riri Riza Saat memperkenalkan Film indonesia di Tokyo International Film Festival (TIFF)
Spoilerfor buka:



Dengan memfokuskan pada perfilman Indonesia, tahun ini TIFF menayangkan 7 film serta mengundang 3 sutradara terkenal, yakni Riri Riza, Garin Nugroho, dan Edwin dalam rangkaian “Indonesian Express”, 20 hingga 28 Oktober.

Riri Riza menyatakan, saat sesi tanya jawab, sejumlah orang yang hadir mengaku baru pertama kali menonton film Indonesia, dan berterima kasih karena mendapat banyak informasi dan pengetahuan mengenai Indonesia melalui karya-karya itu.

Sebelumnya 27 Oktober silam, “The Raid”, film laga garapan Gareth Huw Evans (produser film Merantau), ditayangkan di sejumlah bioskop di Jepang. Pada pemutaran pertama “The Raid” di Studio Kadokawa milik Kadokawa Pictures, tidak sedikit media dan kritikus yang datang menyaksikan.

Spoilerfor buka:



"The Raid" Raih Sejumlah Penghargaan Internasional

Spoilerfor buka:
Salah satu penghargaan tertinggi sebagai "The Cadillac People's Choice Award" untuk kategori Midnight Madness dalam ajang Toronto Internasional Film Festival 2011 (TIIF) yang ke-36.

Tak hanya itu, The Raid juga ikut serta dalam Festival Film Sundance 2012 menjadi salah satu dari sebelas film seluruh dunia yang terpilih sebagai kategori "Spotlight" karya yang paling disukai panitia Sundance.

The Raid merupakan hasil besutan sutradara Gareth Huw Evans yang menceritakan sebuah perjalanan 20 orang anggota pasukan khusus dalam menjalankan misi menangkap bandar narkotik kejam di sebuah gedung 30 lantai yang tak tersentuh aparat dan menjadi sarang penjahat.

Misi dari tim yang mayoritas berisikan anggota baru ini tak berjalan mulus dan mereka harus berjuang untuk melewati setiap lantai demi lantai menyelesaikan misi dan tentunya bertahan hidup.

"The Raid bukan hanya sekadar film dengan adegan laga, tetapi mengajarkan kita semua kekuatan sebuah perjuangan, bertahan hidup dan melihat kebenaran berposisi di dunia sekarang," kata Gareth Evans selaku sutradara sekaligus penulis naskah The Raid saat Jumpa Pers dan Press Screening di FX Plaza, Jakarta, Senin


Takeo Kadera, General Manager Kadokawa Pictures mengaku kaget serta kagum dengan banyaknya film Indonesia yang bermutu serta memiliki standar Internasional. Dia juga berencana membeli film-film Indonesia untuk diputar di layar lebar Jepang. Menurutnya, padatnya pengunjung saat pemutaran pertama memperlihatkan tingginya animo masyarakat Jepang, seperti dilansir media lokal.


JKT48

Sementara, 3 November silam di Tokyo, digelar audisi akhir grup idola JKT48 generasi ke-2 yang juga ditayangkan secara langsung melalui Youtube dan menyedot sekitar 30 ribu pengunjung situs, sebagian besar berasal dari penggemar JKT48 di Indonesia dan Jepang. Hal ini menunjukkan, mulai timbulnya ketertarikan masyarakat Jepang terhadap seni hiburan Indonesia.
Spoilerfor buka:


Spoilerfor buka:


Spoilerfor buka:


Spoilerfor buka:

IDOLA ANE

Spoilerfor buka:




World Police Concert, Umaku Shinka Eisa & Worldwide Eisa Festival
Tidak hanya seni hiburan yang mulai mencuri perhatian Jepang, lagu serta musik tradisional juga telah menjadi duta budaya Indonesia, melalui pertunjukkan yang ditampilkan Drum band Akademi Polisi Cendrawasih, dari Akademi Kepolisian Semarang dalam World Police Concert dan Umaku Shinka Eisa, kelompok tari Eisa, tari tradisional Okinawa asal Jakarta di Worldwide Eisa Festival.

Spoilerfor buka:
Worldwide Eisa Festival


Spoilerfor buka:
Worldwide Eisa Festival


Spoilerfor buka:
kelompok tari Eisa di Worldwide Eisa Festival


Meski menampilkan pertunjukkan dengan cara berbeda, namun Drum band Akademi Polisi Cendrawasih dan Umaku Shinka Eisa memperkenalkan lagu-lagu tradisional Indonesia ke masyarakat mancanegara

Beberapa lagu yang ditampilkan antara lain, Bengawan Solo yang juga sangat populer di Jepang, Manuk Dadali, Bungo Jeumpa, Kopi Dangdut, Yamko Rambe Yamko, Kutiding, dan Ondel-Ondel.

Umaku Eisa juga berhasil meraih penghargaan kategori grup favorit juri, karena dinilai telah melahirkan genre baru dalam tarian tradisional Eisa dengan menonjolkan ciri khas Indonesia.


“Indonesian Cultural Evening” atau malam budaya

Untuk acara di wilayah Kansai-Jepang, KJRI Osaka setiap tahun mengadakan acara “Indonesian Cultural Evening” atau malam budaya. Acara ini dikemas apik dengan melibatkan seluruh komponen di bawah wilayah pemerintah KJRI.

Spoilerfor buka:


Acara malam budaya ini menampilkan beberapa tarian dan musik tradisional Indonesia. Mulai Tari Bali, Likok Pulo, angklung dan gamelan. Untuk music Gamelan, seluruh staff KJRI dilengkapi dengan pakaian batik, serta pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia. Kemasan musik gamelan
Spoilerfor buka:


Hingga sekarang, budaya dan seni Indonesia masih menjadi hal baru di Jepang, namun, melihat mulai munculnya minat masyarakat terhadap Indonesia saat ini, bukan mustahil suatu hari budaya tradisional akan diminati di Jepang.

Sumber : http://www.kaskus.co.id/thread/5148b6eb8327cf524c000007/yuk-ngintip-budaya-indonesia-di-jepang/

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.