10.10
0
Jakarta, C&R Digital - Setiap pagi beragam program musik menghiasi beberapa layar televisi untuk sekadar mempromosikan lagu terbaru atau eksistensi si artis itu sendiri. Namun tidak bagi grup band asal Bandung (Jawa Barat) The S.I.G.I.T, mereka tidak berminat untuk tampil di program musik yang tayang setiap pagi hari. Meski sudah sering tawaran itu menghinggapinya.

"Konsepnya masih belum sesuai dengan yang kita mau," ungkap Donar Armando Ekana, drummer The S.I.G.I.T kepada C&R Digital di Studio 8 RCTI, awal pekan ini.

"Ya gini lah kita pemain band sementara yang mereka sajikan itu musiknya minus one dan lipsync yang musisinya bertingkah seperti main musik. Itu kaya sirkus sih kalau buat kita. Jadi bukan kaya pemusik," lanjut Aditya Bagja Mulyana, basis The S.i.G.I.T.

Bagi mereka, saat manggung adalah saat dimana mereka sebagai pemain musik bisa berekspresi mengeluarkan energi yang mereka punya. Bukan hanya tampil untuk sekadar popularitas dan materi semata.

"Kalau konsepnya kaya gitu (minus one & lipsync), agak sedikit janggal buat kitanya. Lebih ke kepuasan sih," kata Donar. 




Musikimia, band yang diawaki para personel padi minus piyu, menolak tampil di dua program musik pagi di televisi, yakni inbox (sctv) dan dahsyat (rcti).

hal itu karena mereka tidak mau tampil dengan cara lipsync atau playback.

saat ditemui dalam acara "temu ramah musikimia" di universitas indonesia, depok, jawa barat, mereka menuturkan, selain dua program tersebut beberapa undangan lain juga ditolak karena alasan yang sama.

menurut mereka, ada ketidakjujuran tatkala harus tampil dengan cara lipsync.

"intinya kami ingin main musik dengan jujur," kata yoyo, sang penabuh drum.

tak heran jika fadly, rindra, yoyo, dan stephan tidak pernah tampil di inbox dan dahsyat.
namun mereka menegaskan, bukan menolak.

"bukan penolakan, kita pengennya live.
yang penting jangan paksa kami.
bayangin aja, datang subuh-subuh terus drum bunyi sendiri padahal enggak dipukul," jelas fadly, sang vokalis.

fadly menambahkan, tampil secara live akan memunculkan kedekatan antara penyanyi dengan penggemar.

"yang penting dari live adalah kedekatan dengan orang yang mendengarkan.
itu mahal harganya dan berharga banget," lanjut fadly.

hal senada juga diungkapkan oleh pembetot bass, rindra.
menurutnya tampil live dijadikan sebagai pembelajaran.

"sebenernya tampil live bisa sebagai pembelajaran bagi grup band, tapi setiap band punya hak untuk tampil lipsync atau tidak," jelas rindra.




TEMPO.CO, Jakarta - Legenda hidup Maradona tiba di Indonesia Sabtu, 29 Juni 2013, di Bandara Soekarno-Hatta, pukul 05.50 WIB, dengan ditemani lima stafnya.

Sedianya sesuai jadwal, pesepakbola yang terkenal dengan gol 'tangan tuhan ' itu akan muncul di acara musik Dahsyat. "Setiba di Bandara, Maradona menolak untuk langsung ke acara Dahsyat," kata promotor, Eddy Sofyan, kepada wartawan yang menunggu Maradona di Ballroom Jakarta Theatre.

Dari bandara, Maradona dijadwalkan langsung menuju ke studio stasiun televisi swasta, RCTI, untuk menghadiri Dahsyat, sebuah program musik pagi hari. Karena Maradona menolak, kata Edi, terpaksa kegiatan itu dibatalkan. Konferensi pers yang seharusnya diadakan pukul 10.00 WIB di Ballroom Jakarta Theatre pun juga dibatalkan.

Maradona berkunjung ke Indonesia selama empat hari, 29 Juni-2 Juli 2013. Dalam kunjungan itu, Maradona akan mengunjungi Jakarta, Medan, Surabaya, dan Makassar. Ia akan memberikan seminar, klinik kepelatihan, dan memamerkan atraksi 'Tango Football'.

Rencana kegiatan Maradona di Indonesia selama empat hari itu memang sangat padat. Ia direncanakan hanya berada satu hari di Jakarta, yaitu pada Sabtu hari ini. Malam harinya, ia dijadwalkan langsung terbang ke Medan. Di Medan, pemain bola kontroversial ini juga dijadwalkan hanya berada satu hari. Di Surabaya, ia juga hanya berada satu hari sebelumnya.




Sumber : :http://www.kaskus.co.id/thread/5263bf1fbccb17345c000006/artis-artis-yang-menolak-tampil-di-quotdahsyatquot
 

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.