14.45
0
Akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung Zainal Abidin mengatakan mayoritas umat seringkali memahami peringatan tahun baru Islam sebagai kegiatan yang berbau keagamaan saja sehingga terkesan kaku.
“Disisi lain kehidupa umat Islam khususnya mereka pemuda masih senang dengan kegiatan yang semarak bahkan hura-hura. Sehingga, tak salah kalau peringatan Muharam selalu kalah dibandingkan tahu baru masehi,” katanya kepada wartawan, Selasa (5/11/2013).
Untuk mengatasi hal itu, perlu ada rekonstruksi berfikir umat tentang cara memaknai peringatan hijriah. Karena bagaimana pun Islam akan senantiasa berjalan bersama dengan aspek budaya, ilmu pengetahuan dan lain sebagainya.
Dengan kata lain, sepinya apresiasi umat terhadap peringatan tahun baru Islam menjadi kekalahan politik Islam itu sendiri. Dengan demikian perlu ada sosialisasi ulang.
“Bahkan kalau dilihat dari popularitasnya peringatan Muludan dan Isra Mi’raj jauh lebih semarak ketimbang 1 Muharam. Terlebih bagi sebagian kalangan, muharam merupakan peringatan politik,” ujarnya.
Apabila peringatan tahun baru Islam ingin semarak dengan peringatan lainnya, maka harus ada pengemasan kegiatan yang lebih menarik dan kreatif sebagai sarana pengingat untuk melakukan hijrah.
“Tentu saja kegiatannya tidak melulu harus pengajian, bisa saja kegiatan lain yang bisa mengundang masyarakat dan bermanfaat,” paparnya.(k6/k29)



Sumber : http://www.bisnis-jabar.com/index.php/berita/ini-dia-penyebab-sepinya-peringatan-tahun-baru-islam

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.