18.12
0

Sejumlah sekolah di China menerapkan aturan baru untuk para muridnya. Yakni melarang siswa jatuh cinta dan melakukan hubungan pacaran.

Dalam laporan koresponden BBC Dong Le, sekolah menengah di Kota Hangzhou melarang murid laki-laki dan perempuan berdekatan. Mereka hanya boleh berbicara dengan lawan jenis dengan batas terdekat maksimal setengah meter. Bila lebih dari itu, mereka bakal dihukum.

Sementara sekolah lainnya di Kota Wenzhou, Provinsi Zhejiang memberlakukan aturan bahwa para siswa dilarang melakukan kontak jarak dekat. Bagi yang melanggar, maka akan diberi sanksi berat.

Aturan-aturan tersebut, seperti dimuat BBC, Senin (7/10/2013), diputuskan dengan mempertimbangkan banyak hal. Salah satunya bahwa siswa yang berusia 11 tahun sedang masa-masa pubertas. Ditambah lagi, laporan banyaknya siswa yang berpacaran.

Selain itu, muncul anggapan yang beredar di kalangan siswa, bahwa pelajar yang sudah pacaran itu keren. Aturan baru ini juga diterapkan untuk menghapus pandangan yang dinilai salah kaprah itu.

Sekolah juga bermaksud untuk memacu semangat belajar siswa. Pelajar diharap lebih fokus pada pelajaran ketimbang pacaran.

Cinta Monyet


Di kalangan anak baru gede (ABG) China, ada istilah yang disebut 'zao lian' yang diartikan secara harfiah sebagai 'cinta di usia dini'--di Indonesia, dikenal 'cinta monyet'. Zao Lian ini rupanya tengah mewabah di kalangan pelajar negeri Tirai Bambu.

Oleh karena itu, sejumlah sekolah di Hangzhou dan Wenzhou juga gencar mempromosikan bahaya dan dampak negatif dari berpacaran pada usia terlalu dini. Bahkan dibuat situs khusus berisi penyuluhan kepada siswa.

Baik guru dan orangtua yakin dengan semua upaya tersebut, para pelajar bisa lebih berkonsentrasi pada pelajaran demi meraih cita-cita atau masa depan mereka.

Namun aturan ini terancam tak berjalan mulus lantaran banyak pelajar yang memprotesnya. Belum dilakukan secara langsung memang, tapi dengan menyuarakannya di internet.

"Aturan barbar dan menindas," kata salah seorang pelajar di media sosial.

"Bagaimana caranya mengukur jarak setengah meter antar laki-laki dan perempuan," timpal pengguna jejaring sosial lain

Bahkan media lokal China Youth Daily menyebut larangan berpacaran pada pelajar ini sebagai sesuatu yang konyol. "Hal tersebut adalah normal. Biasa terjadi bagi para muda-mudi. Aturan ini konyol dan ekstrem," tulis media itu.

Seorang mahasiswi ikut bersuara. Menurut dia, berpacaran di usia dini adalah hal yang lumrah dan sah-sah aja. Asalkan tidak melewati batas dan mengganggu pelajaran.

"Ini bukan hal yang buruk, malah baik untuk penjajakan. Banyak yang menikah setelah lulus sekolah," ujar mahasiswi yang tak disebutkan namanya itu.

Mahasiswi lainnya dari Beijing juga berkomentar, "Tak ada yang salah bagi siswa untuk menemukan cinta mereka asalkan tidak mempengaruhi prestasi akademis mereka."

Marak P*rn*grafi


Menanggapi polemik ini, Profesor Zhang Yuling dari Nanjing University yang ahli dalam bidang pendidikan menyatakan tak setuju dengan larangan berpacaran itu, karena seperti memperlakukan murid seperti tahanan.

Tapi Prof Zhang setuju bahwa sekolah perlu melakukan pengawasan lebih besar terhadap siswa karena maraknya p*rn*grafi saat ini.

"Dengan perkembangan informasi saat ini, banyak orangtua prihatin dengan banyaknya muncul film dan gambar p*rn*," ujar Zhang.

Karenanya, Zhang menyarankan untuk melarang hubungan cinta yang melewati batas dan melanggar aturan dan norma-norma di sekitar. (Riz/Ein)


Sumber :http://news.liputan6.com/read/713454/diprotes-sekolah-di-china-larang-murid-jatuh-cinta-dan-pacaran?wp.trkn

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.